KELAS A
|
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI (ATRO) MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
|
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul “KOMPONEN UTAMA CR ATAU DIGITALISASI
PESAWAT SINAR X ” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang komponen pesawat sinar X
atau lebih spesifiknya CR . Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang CR.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Makassar, 12 Maret 2015
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Radiografi
ialah penggunaan sinar pengionan (sinar X, sinar gamma)
untuk membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya
digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh
manusia. Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiograf.
Radiografi lazim digunakan pada berbagai bidang, terutama pengobatan
dan industri.
Sinar
X yang dihasilkan untuk mendapatkan radiograf terbentuk didalam pesawat sinar X
oleh penemuan Wilhelm Cundrad Rooentgen pada tanggal 8 november 1895. Adapun pesawat yang
sering digunakan yaitu pesawat konventional (non charging). Pesawat sistem
changer, dan sekarang karena semakin canggihnya teknologi pesawat sinar X pun
didigitalisasi yang dikenal dengan sebutan CR (Computer Radiografi).
Nah, dalam
makalah ini kami akan membahas tentang komponen utama CR dan prinsip kerjanya.
Selamat membaca....!
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
yang dimaksud dengan Computer Radiography?
2. Apa
sajakah komponen-komponen Computer Radiography?
3. Bagaimana
prinsip kerja Computer Radiography?
4. Apakah
kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography?
5. Apakah
perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat konvensional?
C.
TUJUAN PEMBUATAN
MAKALAH
1) Menjelaskan
defenisi Computer Radiography.
2) Menyebutkan
dan menjelaskan komponen-komponen Computer Radiography.
3) Menjelaskan
prinsip kerja Computer Radiography.
4) Menyebutkan
kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography.
5) Menjelaskan
perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat konvensional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI COMPUTER
RADIOGRAPHY
Computer Radiography (CR) merupakan suatu sistem atau
proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi
digital radiografi.
Computer
Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan imaging plate
untuk akusisi data gambar X-Ray (Ballinger,
1999). Merupakan teknologi digital yang mendukung pengembangan
komputer berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograf yang
dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimanipulasi
untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Ballinger, 1999).
Computed radiography adalah
proses merubah system analog pada konvensional radiografi menjadi digital
radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem Computed
Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat
tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan
menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap
oleh Photo Multiplier Tube (PMT ) kemudian cahaya tersebut
digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal
elektrik yang akan di konversi kedalam data digital oleh Analog Digital
Converter (ADC).
Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan
penggabung antara fil radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer
radiografi menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik
terlihat sama dengan screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat
jauh berbeda, karena pada imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar
x kedalam photo stimulable phospor (PSP) dan menyampaikan informasi gambar ke
dalam bentuk data digital.
B.
KOMPONEN-KOMPONEN COMPUTER
RADIOGRAPHY
1. KASET
Kaset
pada Computed Radiography terbuat dari carbon fiberdan bagian belakang terbuat dari
almunium, kaset ini berfungsi sebagaii pelindung dari Imaging Plate.
Phospor screen (IS) pada kaset analog berfungsi mengubah sinar-x menjadi sinar
tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum oxybromide). Kaset CR hanya berisi
plate yang dilapisi phospor / storage phospor screens (barium
fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film sehingga dapat dipakai
berulang-ulang.
Ø Cara kerja kaset CR :
·
Storage
phospor screen di ekspose seperti biasa.
·
Phospor
menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung pada area
anatomikalnya.
·
Phospor
di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada besarnya energi
sinar-x yang diserap.
·
Isian
ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus.
Ø Jenis-jenis kaset CR :
a. Kaset General Purpose
Terdiri
dari jenis rigid screen dan flexible screen
dipakai
untuk radiografi konvensional
memori
terpakai 9 - 15 MB / Image
terutama untuk aplikasi CHEST pada MCU masal, rata"
foto thorax berkapasitas 10 MB / Image
Rigid
Screen = tidak terjadi kontak mekanikal phospor, berusia pakai lebih lama
dibanding dengan fleksibel screen, yang di transport oleh roller
memakai
single atau double phospor layer
resolusi
sekitar 70 - 115 micron
ukuran
nya bervariasi : 15 x 30 cm , 18 x 24 cm, 24 x 30 cm, 35 x 35 cm, dan 35
x 43 cm
b. Kaset Panjang (Long Lenght/Full Spine)
Dipakai
pada radiografi pada tulang panjang.
Pada
kasus chiropratic untuk melihat tulang, studi scoliosis, dan koreksi operasi.
Ukuran
yang dipakai 35x84 cm (portable), 43x129 cm, atau sambungan dari 4 kaset
berukuran 35x43 cm (wallfixed).
Memerlukan
software khusus untuk menyatukan gambar.
c. Kaset Resolusi Tinggi( HR/EHR) :
2.
IMAGING PLATE
IP merupakan
komponen utama pada sistem CR yang berfungsi menyimpan energi sinar x, imaging
plate terbuat dari bahan Photostimulabel phosphor. Dengan
menggunakan Imaging Plate memungkinkan proses gambar pada sistem
komputer radiografi untuk melakukan berbagai modifikasi.
Imaging Plate (IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan
menyimpan sinar-X, terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan pendukung. IP
digunakan dengan cara recording dibaca oleh sinar laser dan dihapus untuk
dipakai kembali. Dalam penggunaanya IP berada di dalam kaset datar dengan
berbagai ukuran.
a)
Lapisan
IP terdiri dari :
v Lapisan Pelindung (protective layer)
Lapisan
ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan (Ballinger, 2003), kerusakan
saat proseshandling dan transfer seperti goresan, kontraksi, pecah
akibat temperatur dan kelembaban
v Lapisan Fosfor (phospor layer)
Lapisan
yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan kristal Europium-doped
Barium Fluorohalide (BaFX;Eu2+) atau Photostimulable
Phospor. Saat menumbuk kristal ini, BaFX;Eu2+ berubah
menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul semistabil ini membentuk gambar
laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi spatial dari IP kira-kira
2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan BaFX;Eu2+ (Greene,
1992).
v Reflective layer
Terdiri
dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
v Conduktive layer
Terdiri
dari Kristal konduktif yang berfungsi untuk menguarangi masalah yang disebabkan
oleh electrostati. Selain itu ia juga mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya
dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambar.
v Support layer
Mempunyai
struktur dan dungsi yang sama seperti yang ada pada intensifying screen.
v Backing layer
Lapisan
soft polimer untuk melindungi imaging plate selam proses pembacaan di dalam
image reader.
v Bar code label
Digunakan
untuk membrikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi imaging plate tertentu
yang kemudian dapat dihubungkan dengan pasien.
b)
Peran
Imaging Plate
IP mempunyai peran yang sama
seperti intensifying screen dan ditempatkan pada kaset yang mirip
dengan kaset radiografi konvensional. Sensitifitas IP kira-kira sama dengan
kombinasi film-screen yang memiliki speed 200 (Bushong, 2001).
Pada
proses loading dan unloading IP, pada
CR reader harus diminyaki dan dibersihkan dengan rutin. IP
harus dijaga dari kotoran dan debu untuk menghindari artefak pada gambar akhir
yang dapat mengganggu gambaran patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau
retakan setiap bulannya. Karena goresan, kerutan atau retakan dapat menyebabkan
artefak pada gambar yang dapat menimbulkan gambaran seperti patologi, misalnya
gambaran fraktur maupun pnemothorak (Papp, 2006).
Pembacaan
gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh laser optoelectronik helium
neon (He-Ne), 632,8 nm yang terdapat dalam IP reader (Greene,
1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14 mikrosekon per pixel (10
pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan gambar adalah 1 menit. Emisi cahaya
(309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer
ke photo multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive
terhadap cahaya biru (Carlton, 2001).
PMT
mengubah cahaya tampak ke dalam bentuk sinyal analog. Sinyal analog tersebut
diubah dalam bentuk digital sebelum ditampilkan di komputer oleh Analog Digital
Converter (ADC) (Carlton, 2001).
Gambar
laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu yang agak lama setelah
dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun sebanyak 25% setelah 8 jam.
Setelah IP discan untuk memperoleh gambar, maka gambar laten dapat dihapus
dengan mengeksposi IP dengan cahaya tampak dalam jumlah yang besar untuk
penggunaan selanjutnya. Untuk meminimalisasi fenomena noise, IP harus segera
dihapus setelah dieksposi (Greene, 1992).
c)
Proses
Pembentukan Gambar pada IP
v Exposure
Imaging
plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan bayangan laten,
terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan pendukung. Imaging plate biasanya
digunakan dengan ditempatkan ke dalam kaset imaging plate setelah itu kita
lakukan eksposi dengan menggunakan sinar x. Sinar x yang menembus obyek akan
mengalami atenulasi sehingga enersi dari sinar x tersebur ditangkap oleh
imaging plate dalam bentuk data digital.
Fungsi
imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien yang dieksposi seperti pada
film konvensional. Struktur Imaging Plate terdiri dari; Protective
Layer,Phosphor Layer, Suporting Layer, Backing Layer,Bar Code Layer.
v Stimulate
Stimulate
Merupakan alat pengolah dari gambaran laten pada imaging plate menjadi data
digital. Gambaran laten pada Imaging plate dibaca dengan laser scanner, setelah
diubah menjadi data dapat diolah dengan bantuan komputer untuk memberikan data
baik tentang pasien maupun segi teknis. Dengan image reader memungkinkan
mendapatkan gambaran dalam waktu yang singkat, dibuat untuk mendapatkan image
yang stabil dan berkualitas serta untuk meminimal radiasi yang dikeluarkan.
Bayanggan
tersebut kemudian distimulasi dengan Photo Stimulable Phosphor (PSP) yang
fungsinya untuk mengubah bayangan laten pada IP menjadi cahaya tampak.
v Read
Dengan
menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di tangkap dan digandakan
serta diperkuat intensitasnya kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. kemudian
sinyal-sinyal ini direkonstruksikan menjadi sebuah gambaran yang dapat dilihat
oleh layar monitor.
v Erasure
Setelah
proses pembacaan seselai, data gambar pada imaging plate secara otomatis akan
dihapus oleh Intense Light sehingga imaging plate dapat digunakan kembali.
3.
Image
Reader (scanner)
Image
reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang diperoleh dari Image
plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan mempunyai daya simpan yang
besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk membaca imaging plate pada image
reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat
dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan yang sangat penting juga
dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi Image plate serta
penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader sudah dilengkapi dengan
monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang sudah di baca oleh Image
reader disebut dengan image console.
Cara kerja
scanner :
a) Kaset yang akan dibaca ditandai
dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai dengan pasien dan pemeriksaan.
b) Di dalamnya terdapat rektor laser
(optical), dengan bantuan sinar laser untuk merangsang aktifasi phospor
(stimulate) dan deteltor (PMT) untuk menangkap emisi phospor sebagai informasi
yang akan diolah menjadi data.
c) Data tersebut diolah dan
divisualisasikan dalam format digital
d) Setelah selesai proses scan,
informasi yang ada pada plate kemudian dihapus dengan memaparkan sinar
intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan kembali.
e) Seluruh sistem itu digerakkan secara
motorik/mekanik.
Scanning
dilakukan selama 20 ms/garis, sinyal yang diterima PMT masih berwujud analog
lalu didigitalisasi oleh digitizer.
4.
Image
Console
Console
pada CR adalah perangkat keras dan lunak seperti halnya perangkat komputer di
rumah atau yang biasa kita sebut sebagai Personal Computer (PC) yang terdiri
dari :
§ Monitor
§ CPU
§ Cassette ID Scanner-Barcode reader
§ DICOM store/server
Pada
perangkat lunaknya memilki bermacam pilihan sesuai dengan kebutuhan CR seperti
mamografi, longlenght image, Enchancement, dsb. Semakin lengkap fitur yang
dimiliki CR, semakin mahal juga harga dari CR tersebut. Sedangkan DICOM
(Digital Imaging and Communication on Medicine) adalah sistem penyimpanan image
dalam kapasitas medis yang memerlukan ketelitian sehingga kapasitasnya besar
(MB/Image)
Image
console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa computer khusus untuk
medical imaging dengan touch screen monitor. Image console dilengkapi oleh
bebagai macam menu yang menunjang dalam proses editing dan pengolahan gambar
sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi hasil gambaran organ tubuh,
kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
Terdapat
menu yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu kita bisa
mempertinggi atau mengurangi densitas, ketajaman, kontras dan detail dari suatu
gambaran radiografi yang diperoleh.
Fungsi console :
v Memasukkan data pasien
v Menentukan alur kerja radiologi
v Mengolah data dan image pasien
sesuai dengan jenis pemeriksaannya
v Melakukan quality control image
sebelum didistribusikan
v Melakukan pendistribusian image
untuk pencetakan image, pada printer, kepentingan back up, CD/DVD, untuk
share ke RIS/HIS
5.
Image Recorder
Image
recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu pemeriksaan yaitu
media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari awal penangkapan
sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh image reader dan diolah oleh
image console terus dikirim ke image recorder untuk dilakukan proses output
dapat berupa media compact disc sebagai media penyimpanan.atau dengan printer
laser yang berupa laser imaging film.
Ada
beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser imager, film
processor, image recorder, dan laser printer.
Merupakan alat pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Laser
printer dilengkapi dengan multi formater main features yang
memungkinkan untuk memformat gambar dan mengolah gambar lebih tajam dan
fungsi-fungsi yang terus berkembang. Dapat juga mengolah radiograf dengan
kecepatan tinggi dan kualitas yang bagus serta stabil.
Film yang
digunakan adalah photothermographic yang tidak menggunakan
butiran perak halida, namun butiran perak behenate (AgC22H43O2).
Film yang telah dieksposi kemudian discan dengan laser. Setelah dilaser, film
dipanaskan pada temperatur 1200 C selama 24 detik untuk
memproses gambar (Papp, 2006).
C.
PRINSIP KERJA COMPUTER
RADIOGRAPHY
a.
Pembacaan
Bayangan Pada Imaging Plate
IP
dieksposi dengan sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten pada IP. IP yang
telah dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader device yang
akan memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon laser (emisi cahaya
merah dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal pada IP menghasilkan
cahaya biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm). Cahaya ini kemudian
dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui analog
digital converter (ADC) ke komputer untuk diproses. Setelah gambar
diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain dari IP reader device untuk
menghapus sisa-sisa gambar agar IP dapat digunakan kembali (Papp, 2006).
b.
Tampilan
Gambar Pada CR
Tampilan
citra pada dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial dan proses
gradasi. Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua struktur pada
densitas yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas yang digunakan
untuk menampilkan struktur pada gambar, ini sama denganwindows setting yang
digunakan pada tampilan Computed Tomography (CT Scan). Dua
karakteristik yang berbeda, kontras dan densitas dioptimalkan dengan digital
image processor untuk bagian anatomi spesifik yang dipelajari
(Ballinger, 2003).
Jika
gambar ditampilkan dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat diatur
(dimagnifikasi, dirotasi, dibalik) oleh pengguna untuk mendapat hasil yang
terbaik (Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang
disebut workstation. Workstation terdiri dari
konsul komputer di mana gambar dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam
memori komputer. Fungsi workstation antara lain (Papp, 2006) :
v Meningkatkan gradasi atau kontras
gambar.
v Meningkatkan frekuensi spasial (recorded
detail). Pengaturan ini dapat meningkatkan resolusi spasial atas
meningkatnya noise dan artefak.
v Mengeliminasi pixel-pexel hitam dan
putih yang memiliki kontribusi kecil terhadap informasi diagnostik
v Subtraksi gambar dengan menghapus
struktur tulang atau mengurangi efek hamburan untuk meningkatkan kontras
gambar.
v Magnifikasi gambar
v Menampakkan daerah Region of
Intereset (ROI).
v Sebagai analisa statistik,
yang menghitung area permukaan dan mengestimasi volume atau mengubah densitas
gambar.
v Subtraksi energi pada radiografi
thoraks dengan mengurangi struktur tulang untuk mendapatkan gambaran paru dan
jaringan lunak.
Karena
gambar CR dalam bentuk digital, maka gambar primer yang dihasilkan dapat
dimanipulasi untuk menekan fitur-fitur yang bervariasi untuk menampakkan
struktur yang lebih spesifik. Gambar yang ditampilkan atau dicetak sedapat
mungkin sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (Greene, 1992).
D.
KELEBIHAN DAN
KETERBATASAN COMPUTER RADIOGRAPHY
a)
Kelebihan
CR
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan radiografi konvensial, antara lain :
v Angka pengulangan yang lebih rendah karena
kesalahan-kesalahan faktor teknis.
v Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude
eksposi yang lebih luas dibandingkan emulsi film radiografi.
v Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film (
jika gambar tidak ditampilkan dalam hard copy).
v Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
v Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy
maupun penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).
b)
Keterbatasan
CR
Keterbatasan dari Computed Radiography antara lain :
v Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader,
hardware dan software untuk workstation.
v Resolusi spatial rendah.
v Pasien potensial untuk menerima radiasi yang
overexposed. Computed Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure,
sehingga radiografer terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
v Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan
IP yang kurang baik. ( Papp, 2006).
E.
PERBEDAAN ANTARA
RADIOLOGI KONVENSIONAL DENGAN COMPUTER RADIOGRAPHY.
1. RADIOLOGI KONVENSIONAL.
Pemeriksaan
konvensional tanpa kontras, yaitu pemeriksaan sederhana menggunakan
sinar-x. Konvensional disebut juga automatic processing
merupakan cara pemrosesan film secara konvensional dangan alat yang memerlukan
langkah-langakh dalam pencucian film yakni :
Film – Developing – Rinsing – Fixing – Washing – Drying.
Film – Developing – Rinsing – Fixing – Washing – Drying.
Pada Proses
radiografi konvensional
·
Harus menunggu beberapa waktu untuk mencetak film
·
Harus menunggu lagi untuk mengirimkan film kepada
dokter
·
Menunggu hasil expertise kepada dokter penunjuk
·
Waktu tunggu menjadi lama
·
Dalam situasi darurat tidak dapat langsung membaca
film
·
Biaya yang cukup besar untuk pembuatan film, bahan
kimia, jasa pengiriman, ruang penyimpanan
·
Adanya limbah
2. COMPUTED
RADIOGRAPHY (CR)
Computed radiography adalah proses merubah sistem analog pada radiologi konvensional menjadi radiografi digital.
1. KOMPONEN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
Computed radiography adalah proses merubah sistem analog pada radiologi konvensional menjadi radiografi digital.
1. KOMPONEN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
o Kaset
o Imaging plate
o Image Reader
o Image
Console
o Image
Recorder
Pada Proses
Computed Radiography
·
Hasil foto dapat di simpan dalam bentuk file.
·
Tidak menggunakan processing film seperti developer
dan fixer.
·
Tidak memerlukan kamar gelap, karena kaset sudah di
lengkapi image plate.
·
Foto dapat di edit sebelum di cetak
·
waktu processing lebih cepat
·
kerusakan film karena terbakar bisa di hindari
·
mengurangi dari jumlah reject film.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Computer
Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan imaging plate
untuk akusisi data gambar X-Ray (Ballinger,
1999). Merupakan teknologi digital yang mendukung pengembangan
komputer berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograf yang
dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimanipulasi
untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Ballinger, 1999).
Computed radiography adalah
proses merubah system analog pada konvensional radiografi menjadi digital
radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem Computed
Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat
tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan
menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap
oleh Photo Multiplier Tube (PMT ) kemudian cahaya tersebut
digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal
elektrik yang akan di konversi kedalam data digital oleh Analog Digital
Converter (ADC).
Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara fil
radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi menggunakan imaging
plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen
konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada
imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo stimulable
phospor (PSP) dan menyampaikan informasi gambar ke dalam bentuk data digital.
Komponen-komponennya adalah:
1.
Kaset
2.
Image Plate (IP)
3.
Image Reader
4.
Image Console
5.
Image Recoder
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan radiografi konvensial, antara lain :
v Angka pengulangan yang lebih rendah karena
kesalahan-kesalahan faktor teknis.
v Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude
eksposi yang lebih luas dibandingkan emulsi film radiografi.
v Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film (
jika gambar tidak ditampilkan dalam hard copy).
v Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
v Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy
maupun penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).
DAFTAR
PUSTAKA
v Merril’s Tenth edition, Chapter 34, Computed Radiography : 358
v Lisda
Nur Indra.2013.”Computer Radiography”. http://lisdanurindra.blogspot.com/2013/10/computer-radiografi.html. 12
maret 2015
v Bushong, Steward C. 2001. Radiologic
Science for Technologists, Physics, Biology and Protection. Saint Louis:
Mosby.orurldefaultvmlo_281.html
v Icky.2011.”computer
Radiography”. http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/04/computer-radiografi.html. 12 maret 2015
v Kristina
Naralyawan. 2013.”Perbandingan CR dengan Radiologi Konvensional”. http://kristinanaralyawan.blogspot.com/2013/10/perbandingan-konvensional-cr-computer.html. 12 maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar